BLOG IND◯N GRAPH

PETASAN
Ada seorang ibu beserta anak gadisnya, mereka 
sama-sama WTS nya. Tini menanyakan resep kepada 
ibunya yang selalu laku keras.

" Tolol kamu, Tin ! bilang dong sama setiap tamu yang 
dateng, bahwa kamu masih perawan ! " 

" Habis bagaimana kalau nanti mereka pada tahu kita 
sudah ngga' perawan lagi, Bu ? " tanya Tini heran.

" Itu sih gampang ! Pakai saja Petasan Cabe Rawit 
campur sepuan merah dikit ! " jawab ibunya memberi 
resep.

Siang nya Tini sibuk banget nyari petasan cabe rawit di 
Pasar Tanah Abang. Rupanya Petasan mini begitu laku 
keras, diborong sama orang-orang yang suka ngeledakin 
petasan (mungkin juga lakunya sama teman-teman yang 
seprofesi dengan Tini ? ) 
Akhirnya Tini terpaksa beli petasan gajah yang gedenya 
sekendi ! ( Terpaksa ! Dari pada ngga' laku ? ! )

Malamnya Tini menjajakan diri : " Mas, mas, saya masih 
perawan, mas . . . . saya masih perawan ! ! ! " rayunya 
kepada setiap pemuda yang dateng. 

Tepat sekali, akhirnya Tini " LAKU ".

Begitu main (main bola bekel nich ? ! Hehehe . . . . ), Tini 
meledakkan petasan gajahnya !

" Duuaarrrrr . . . . . . . . . . . . . . . . . . ! "

" Apaan tuh ? " tanya s pemuda bingung.

" Ituu . . . . . perawan saya pecah, Mas ! " jawab Tini 
berlagak sedih.

" Perawan sih perawan ! " bentak si pemuda berang, " 
biji gue ke mana nich ? ! "



PERMINTAAN
Suatu saat diadakan kursus di kota kecil yang cukup 
panas, Cepu.
Pesertanya banyak, pria - wanita dari seluruh Indonesia 
dan tinggal di asrama.

Namanya kursus di kota yang cukup panas, pasti dong 
pakai ruangan ber-AC. Pas lagi seru-serunya Instruktur 
menjelaskan materi kursus, tiba-tiba tercium bau nggak 
sedap alias ken-tut. Di ruangan ber-AC, pasti dong baunya 
tambah nggak karuan.
Tentu saja se-ruangan jadi heboh. Setelah Instruktur 
marah-marah menanyakan siapa yang buang 'gas', 
dengan takut-takut seorang pria, dideretan belakang - 
sebut saja si X - mengacungkan tangan sambil mengaku 
bahwa dia yang buang gas tersebut. Kursus pun 
dilanjutkan setelah jendela dibuka lebar-lebar.

Sore harinya di tempat si X, datang seorang wanita salah 
satu peserta kursus : " Wah Mas terima kasih lho, tadi 
siang aku dibantu. Yang buang gas itu khan aku. 
Untunglah Mas mengaku jadi aku nggak sampai malu . "

" Ah . . . nggak apa-apa kok, cuman begitu aja " jawab si 
X santai.

" Tapi gimanapun aku mau membalasnya deh. Mas mau 
minta apa ntar tak beliin, mau kaos, baju atau apa, asal 
nggak minta bulan atau bintang aja . . . ? " .

" Nggak ah . . , ngapain jauh-jauh sampai ke bulan 
segala, kalo kamu maksa . . . aku minta yang deket ama 
kentutmu aja deh . . . "



PARKIR
Seorang bapak sedang memarkir mobil tuanya, dipandu 
oleh tukang parkir.
"Terus, terus," teriak tukang parkir. Si bapak meluruskan 
kemudinya mengikuti teriakan tukang parkir.
"Balas kiri, balas kiri," lanjut tukang parkir. Namun si 
bapak bukannya membelokkan setirnya ke kiri, malah 
tetap jalan lurus. Akhirnya mobil si bapak menabrak 
tembok.
Si tukang parkir marah-marah, "Kenapa jalan lurus saja? 
Kan sudah saya bilang balas kiri, balas kiri!!"
Si bapak dengan kalem menjawab, "Saya ini seorang 
pendeta. Di dalam ajaran agama saya, kita tidak boleh 
balas-membalas."



PUTRI DKI
Pada pemilihan putri Indonesia 2000 kemarin ada sebuah 
cerita yang tidak terekspose. Cerita ini terjadi pada saat 
seleksi (wawancara) antara Juri dengan peserta dari DKI 
yang akhirnya jadi juara.
Begini ceritanya... :
Juri : ".....Selanjutnya, tolong anda sebutkan tokoh idola 
anda..."
Putri DKI : "Ehm... sebagai seorang yang nasionalis, saya 
mengidolakan orang Indonesia... dia adalah PANGERAN 
DIPONEGORO"
Begitu mantap dan meyakinkan kata-kata yang meluncur 
dari putri DKI ini.
Juripun begitu terkesan dan kagum padanya, seorang 
gadis cantik dan muda seperti dia ternyata sangat 
nasionalis dan bangga dengan tokoh dalam negeri.
Kemudian Juri melanjutkan pertanyaan dengan 
pertanyaan-pertanyaan yang
ringan-ringan saja, tentunya seputar Pangeran 
Diponegoro.
"Kalau begitu, anda pasti tahu kapan Pangeran 
Diponegoro meninggal kan?"
Tapi, reaksi sang putri sangat mengagetkan Juri, dengan 
terbata-bata dan penuh? rasa kaget dia bertanya, 
"APPAAA ??MENINGGAAALLL ???... INNALILLAAHI... "
Tentu saja Juri ikut-ikutan kaget dan kecewa dengan 
reaksi putri DKI itu.?
Singkat cerita, tanya jawab itu selesai sudah. Tapi, tidak 
demikian dengan sang putri DKI... Kabar mengenai 
meninggalnya Pangeran Diponegoro sangat menyedihkan 
hatinya. Sampai di luar ruangan, dia bergegas menemui 
salah seorang peserta lainnya, dari Yogya.
Tanpa menunda waktu, putri DKI mengkonfirmasi 
kebenaran berita meninggalnya sang idola, Pangeran 
Diponegoro...
"Mbak, maaf ya... apa benar sih Pangeran Diponegoro 
sudah meninggal???", begitu tanya putri DKI kepada putri 
Yogya.
Tentu saja pertanyaan itu menggelikan bagi putri Yogya... 
tapi, bagaimanapun dijawabnya juga, "Lho, kan sudah 
lama mbak... masa mbak nggak tahu sih ?"...
Putri DKI langsung memotong, "Ooo, sudah lama ya, kok 
saya belum pernah denger ya ?Kapan sih mbak ???"
Dengan menahan geli, putri Yogya menjawab, "Yaa... 
sekitar delapan belas tigapuluh (1830) mbak... "
Kembali putri DKI memotong, "HAAHH... DELAPAN 
BELAS TIGAPULUH ???, HABIS MAGHRIB DONG !!!".
"............................???"






BOTAK LICIN
Terjadi percakapan antara Nahkoda dengan para 
bawahannya.

" Lima pelaut kecebur ke laut, tapi hanya satu yang 
rambutnya basah. "

" Kok bisa begitu ? ", tanya Nahkoda.

" Karena yang empat itu kepalanya botak licin. "

Categories:

Leave a Reply